Kamis, 16 April 2015

Cerpen PERIA - Majalah Femina No. 16 (18-24 April 2015)


Kata Peria mungkin agak asing di telinga, sebab kita lebih akrab dengan pare. Di hari ulang tahun, ia mendapat hadiah spesial dari suaminya: nasi putih + sayur pare dalam kotak bekal hello kitty. Pahitnya tuh di sini.Cerpen Peria - Majalah Femina No. 16 (18-24 April 2015)



Senin, 06 April 2015

Artikel Writing Kontes: Menghemat Energi Secara Total

Artikel saya di lomba penulisan tentang penghematan energi. Jika mampir dan berkenan silakan beri tanda jempol di artikel pada link http://writingcontest-total.bisnis.com/artikel/read/20150330/404/417498/revolusi-mental-menghemat-energi-secara-total


Cerita Mini: Kotak Bekal

Awalnya Paijo tak menaruh curiga ketika suatu malam Anton menitipkan kotak bekal berwarna pink. Sebagai penjaga di penitipan sepeda motor di dekat stasiun Pinggir Kota, ia harus melayani pelanggan sebaik-baiknya. "Titip kotak bekal ini ya Mas Paijo. Besok pagi saya ambil," kata Anton sambil menyelipkan selembar uang ke tangannya. Lelaki perlente itu menstater motornya dan hilang dari pandangan. Ketika peristiwa itu berulang beberapa kali, Paijo mulai bertanya-tanya. Apa susahnya membawa pulang kotak bekal? Bukankah di rumah kotak kosong itu bisa diisi bekal makanan? Mengapa pagi harinya Pak Anton membawa kotak bekal kosong ke kantor? Manusia semakin aneh tingkah lakunya, pikir Paijo.

"Kalau dibawa pulang bisa berbahaya, bisa perang dunia kedua," jawab Anton ketika Paijo iseng bertanya. "Kemungkinan besar kotak bekal itu dari selingkuhan Pak Anton di kereta. Biasa dapat jatah sarapan cinta. Makanya dia titipkan di sini daripada menjadi bahan pertanyaan istrinya. Kalau kotak bekalnya dititipkan berarti pas pulang kerja mereka tidak bisa bertemu," begitu analisa Abdurrahman temannya. Paijo menganggukkan kepala. Analisa Abdurrahman bisa saja terjadi. Sepertinya ada banyak kisah tersembunyi di balik sesak kereta. Paijo pun tak bisa berkata-kata ketika semakin banyak pelanggan yang sepulang kerja mengambil motor dan menitipkan kotak bekal. KRL Commuterline Depok - Cawang, 6 April 2015


Rabu, 01 April 2015

Bukan Celana Kolor Biasa


Walaupun sudah mengantongi ijazah dari Akademi Copet Indonesia, Maman masih kurang percaya diri. Ia pun berkonsultasi dengan Ki Dedi Sudedi.

"Dengan memakai celana kolor ajaib ini, tubuhmu bisa menghilang dan tidak akan terlihat mata biasa. Kamu akan leluasa beroperasi," kata Ki Dedi.

Maman tersenyum puas menerima celana kolor yang masih tersegel rapi lengkap dengan manual book-nya.

"Jangan lupa bayar mahar dan biaya konsultasinya. Bisa cash atau pake kartu kredit kok. Tanya saja sama Maya Bohay, sekretaris saya berapa total biayanya," kata ki Dedi.

Tak lama kemudian Maya datang, diiringi nyanyian dari mulut ki Dedi, "Maya... Maya.. engkau asisten paranormal. Maya... Maya...."

"Oke, saya kira sudah cukup konsultasinya. Maaf saya harus menjawab email dari pejabat," kata ki Dedi. Paranormal itu langsung asyik dengan ipad-nya.

Pagi harinya, sesampainya di Stasiun Depok Baru, Maman ingin mencoba kesaktian celana kolornya. Kalau tubuhnya menghilang kan ia bisa masuk stasiun dengan gratis.

Di tempat yang aman, Maman memakai kolor dan membaca matra. Maman merasakan perubahan pada tubuhnya.

Maman melangkah percaya diri menuju pintu masuk stasiun. Di luar dugaan, banyak orang yang menjerit dan lari ketakutan.

"Hantu... Ada Hantu..."

Rupanya mereka histeris melihat penampakan baju, celana dan sepatu berjalan sendiri. Ternyata celana kolor sakti itu hanya mampu menghilangkan tubuh Maman. Setelah adegan kejar mengejar, akhirnya PKD berhasil meringkus Maman.

Tak lama kemudian, situs KRLMania-Online menurunkan berita, "Penampakan Hantu Hebohkan Stasiun Depok Baru."

-----

Berkat ilmu dari Akademi Copet Indonesia yang termuat dalam Buku Panduan Praktis Sukses Mencopet, Maman berhasil mengelabui dan lolos dari cengkeraman petugas keamanan. Keramaian Pasar Kemiri dekat Stasiun Depok Baru menyelamatkan dirinya.

Sambil menyeruput es cendol, Maman menelpon Ki Dedi, menceritakan apa yang telah terjadi. Ia sempat marah bermaksud mengembalikan celana kolor ajaib itu.

"Ini pasti kolor KW ya Ki. Hampir saja saya digebukin massa. Lebih baik saya kembalikan saja deh," kata Maman ketus.

"Maaf Mas, sesuai peraturan: kolor yang sudah dipakai tidak bisa dikembalikan. Bukan apa-apa, baunya itu lho. Jijay tahu. Sampeyan pasti tidak baca manual book, di situ kan tertulis: syarat dan ketentuan berlaku," celoteh Ki Dedi.

Kemudian Ki Dedi menjelaskan kalau celana kolor yang dipakai Maman masih versi 2.0. Kekuatan celana itu baru bisa menghilangkan tubuh. 

"Tapi jangan kuatir, sekarang ada kolor generasi baru versi 2.1. Kolor itu mampu menghilangkan tubuh dan pakaian seseorang hingga tak terlihat pandangan."

"Wah, boleh juga Ki," kata Maman Antusias.

"Sayang stoknya sedang kosong. Mungkin bulan depan baru tersedia setelah saya bertapa di Gunung Sindur. Soalnya kiriman tenda ekslusif dari toko online belum datang-datang," jawab Ki Dedi.

"Walah, mau bertapa aja pesen tenda dulu. Terus bagaimana nasib kolor ini Ki. Percuma dong saya punya kolor ajaib ini."

"Ya enggaklah lah, kamu kan bisa memakai kolor itu tanpa pakai baju. Jadi nggak kelihatan orang. Gampang to. Yo wis sementara itu nasehat saya. Maaf saya mau wiskul dulu ama Neng Maya."

Setelah membayar es cendol, Maman bergegas menuju Toilet umum. Di kamar mandi, Maman pun mencopot semua bajunya dan hanya mengenakan celana kolor. Baju, celana dan sepatu disimpannya di atas eternit kamar mandi.

Saat keluar, ia mencoba mencolek kepala penunggu toilet. Lelaki muda itu nampak kebingungan. Maman tersenyum, berarti tubuhnya sudah tidak kelihatan lagi.

Maman pun berjalan menuju stasiun. Ia berniat untuk jalan-jalan naik kereta, survei kondisi di kerta sekaligus buang sial. Rasanya hari ini ia tidak usah mencopet terlebih dahulu.

Di perjalanan Maman iseng menepuk punggung penjual jambu dan mencolek pipi bakul jamu. Maman juga sukses menerobos gate in stasiun Depok Baru tanpa ketahuan.

Hampir setengah hari, Maman mondar-mandir naik kereta. Beberapa penumpang yang ada di dekatnya menampakkan wajah penuh tanya. Pasti mereka berpikir, sepertinya ada orang kok tidak kelihatan. 

Malam harinya, Maman harus pasrah saat Emaknya ngomel sambil mengeroki punggungnya. Naik KRL hanya memakai celana kolor rupanya sangat beresiko. Hembusan dingin AC kereta membuat tubuh Maman masuk angin.

-------------- 
Depok, 1 April 2015