(Raden Mas Brandjangan membaca puisi Celana di Atap Kereta
di Panggung Sastra Reboan - Warung Apresiasi Sastra Bulungan, Blok M, Jakarta)
------------------------------------------------------------------------------------
Celana di Atap Kereta
Puisi Setiyo Bardono
Di basah persendian kereta, engkau tak kuasa menahan bocoran air mata.
"Bagaimana cara menghalau hujan?" isakmu.
"Lemparkan celana ke atap kereta, tapi jangan sampai terkena muka."
Mendengar jawabku seketika rinai tawa jatuh berderai ke lantai kereta.
"Sudah banyak celana berjajar di atap kereta, tapi hujan masih turun jua," sangkalmu.
"Sebab mereka melempar celana beserta isinya. Itu hanya mengundang hujan air mata."
Gondangdia - Depok via Stasiun Kota, 27 September 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar