KEPOMPONG
: Penjelajah Atap Kereta
Puisi Setiyo Bardono
Sebotol cairan sari kepompong menyiram geliat ulat bulu,
sekejap menjelma aneka warna kupu‐kupu.
Kepak amarah berhamburan dari pucuk kereta,
menerbangkan batu‐batu pecahkan bening kaca.
“Kalian selalu memaksa kami terbang,
sementara tak tersedia taman lapang.”
Depok Lama, 26 Mei 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar