Sabtu, 01 Maret 2014

Salak Pondoh

Salak Pondoh

Puisi Setiyo Bardono

Tangan penuh duri, bisa melindungi dan melukai.

Tak rela anaknya tergores luka,
ibu merajut keringat air mata.

Serupa jalinan atap sirap,
mengayomi penghuni rumah dari angin kalap.

Panen raya mengundang derak kereta,
melelehkan langgam lara.

Usia beranjak dewasa,
saatnya melepas anak mengembara.

Tercerai berai, berpondoh‐pondoh menuju kota.
Seorang diri atau sepasang.
Mengendong beban atau melenggang.

Gerbong‐gerbong seperti menebarkan jala nelayan.
Merangkum segala rasa dalam satu ikatan.
Mengecap kecut, sepet dan manis kehidupan.

Hingga suatu saat,
dalam transaksi pelelangan ikan, nasib akan merengutmu.
Roda kereta menggelindingkan keras hatimu,
menjadi teman setia gumpalan batu.

Depok Lama, 28 Juni 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar