Jumat, 14 Maret 2014

HASTAKRETA (Delapan Pedoman Kepemimpinan ala Kereta)

HASTAKRETA 
Delapan Pedoman Kepemimpinan ala Kereta
Puisi Setiyo Bardono


Kereta 1
: matahari

Lajumu, terang menyibak kegalauan,
rambatkan semangat menelusuri kehidupan.
Terikmu, bukan tikam mematikan,
pijar menanak pucuk harapan.

Membakar diri hanguskan amarah
di lubuk memetik terang wajah.
Meredam riuh hening makna,
mencapai tujuan tanpa siksa.



Kereta 2
: rembulan

Menganyam nyaman lembut cahaya,
keindahan pandang kedamaian rasa.
Membagi terang sepenuh hati,
mengusir risau di gelap nadi.

Riuh rahim mendamba kehangatan,
nyalakan kasih sepanjang perjalanan.
Jangan biarkan gerhana meraja,
hadirkan cinta seterang purnama.

Kereta 3
: angin

Setia merasuki helaan nafas,
darma tiada kenal tuntas.
Mengalirkan sejuk ke rongga dada,
menghalau resah denyut kereta.

Tak teraba mengalir ada,
tak berupa semilir terasa.
Menyeka peluh segala kasta,
sebelum keluh menjadi kata.

Kereta 4
: bumi

Pintu hatimu kesabaran ibu,
merangkum semua tanpa menggerutu.
Ketulusan kasih hangat menjaga,
desah nafas seisi rahimnya.

Tanpa sanjungan teguh bekerja,
tanpa perhatian kukuh langkahnya.
Walau umpat mendera raga,
tekun melaju tebarkan cinta.

Kereta 5
: bintang

Seterang bintang penunjuk arah
menuntun laju di jalur terarah.
Secercah cahaya di luas angkasa
teladan hidup pedoman jiwa.

Penuntun arah cemerlang bintang,
selempang rel tiada menyimpang.
Taburkan bintang di rongga dadamu,
ketika gelap menyesatkan laju.

Kereta 6
: samudera

Gua garbamu seluas samudera,
aliran keluh kesah bermuara.
Selembut kasih ikhlas menerima,
menjadi wadah segala rupa.

Walau gelombang berderak membuncah,
janganlah tumpah menjadi amarah.
Ketika rindu menyesaki pesisir,
pastikan senyummu hadir mengalir.

Kereta 7
: api

Menjaga gelora nyala api,
jangan sampai terbakar diri.
Pastikan kobar menempa besi,
memahat jalur arah kendali.

Jangan pernah semangat padam,
membiarkan tubuh disergap muram.
Ketika laju dikuasai nafsu,
gerbong keyakinan menyerpih abu.

Kereta 8
: langit

Mengandung benih segala cuaca,
memayungi hajat hidup semesta.
Terang lengkungkan senyuman indah,
hujan merintihkan luapan berkah.

Ketika petir menyambar sinyal,
tetapkan langkah walau tersengal,
Melakoni manis getir kenyataan,
keadilan hukum harus dikucurkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar