Puisi Setiyo Bardono
Di stasiun tua, juru tawa menggumamkan kata, "kasihan kereta, mondar-mandir tanpa celana."
Juru tawa menyerahkan celananya pada kereta, "Pakailah celanaku, agar bahagia hidupmu."
Hidup tanpa celana, bagai taman tak berbunga, Oh begitulah kata juru tawa.
Tanpa celana, juru tawa meninggalkan kereta, "Maaf, aku ada panggilan melawak ke Surga."
Kereta mencoba celana juru tawa. "Baru kali ini ada celana yang pas," katanya sambil bergaya.
Sepanjang jalan, kereta tersenyum bahagia. Ia terkenang celana masa kecilnya yang hilang entah kemana.
Kerinci, 7 Maret 2014
Di stasiun tua, juru tawa menggumamkan kata, "kasihan kereta, mondar-mandir tanpa celana."
Juru tawa menyerahkan celananya pada kereta, "Pakailah celanaku, agar bahagia hidupmu."
Hidup tanpa celana, bagai taman tak berbunga, Oh begitulah kata juru tawa.
Tanpa celana, juru tawa meninggalkan kereta, "Maaf, aku ada panggilan melawak ke Surga."
Kereta mencoba celana juru tawa. "Baru kali ini ada celana yang pas," katanya sambil bergaya.
Sepanjang jalan, kereta tersenyum bahagia. Ia terkenang celana masa kecilnya yang hilang entah kemana.
Kerinci, 7 Maret 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar