Selasa, 25 Februari 2014
Dua Puluh Detik! Yang Menentukan
Puisi Setiyo Bardono
Dua puluh detik! Pintu KRL ekonomi seperti lubang pembuangan yang
menghamburkan segala kotoran yang sudah berdesakan dan mati-matian
ditahan dari stasiun sebelumnya, tapi tak bisa bernafas lega karena...
Dua puluh detik! itu juga, pintu KRL ekonomi seperti lubang perawan yang
diperkosa bertubi-tubi tanpa kenal ampun oleh hasrat yang berdesakan
dan tak bisa menunggu kereta berikutnya, karena kesempatan adalah...
Dua puluh detik! yang tidak boleh disia-siakan, setelah sekian lama
menunggu dalam ketidakpastian, tanpa ada perhatian yang menenangkan,
tanpa ada pemberitahuan yang memberi harapan, dan dalam...
Dua puluh detik! penumpang hanyalah kotoran yang tersia-sia, dan
selamanya dalam…
Dua puluh detik! kita akan memperkosa dan terus memperkosa.
Depok - Cawang, sebuah perjalanan panjang
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar