Puisi Setiyo Bardono
Ketika gejolak kehidupan
kau rasa hanya mematangkan
kulit permukaan, diam-diam
ia bekerja menciptakan rongga
ruang renung menekuri makna
mencari tahu dibalik peristiwa
hingga kita senantiasa sedia
mengecap gurih menelan pedas
sampai perjalanan menjemput tandas.
Stasiun Gondangdia, 17 April 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar